2.1 Pengertian
MTM-1 (Methods Time Measurement-1)
Methods Time Measurement-1 (MTM-1) adalah suatu sistem penetapan awal waktu baku yang dikembangkan
berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja
industri yang direkam dalam film.
MTM (Metods Time Measurement) merupakan suatu waktu untuk siklus yang
berulang-ulang dan cukup detail. Data untuk pengembangan MTM diperoleh dari gambar gerak
(menggunakan kamera mekanik) dari pekerja terampil melakukan berbagai gerakan (Yudiantyo, 2003).
Sistem ini didefinisikan sebagai
suatu prosedur untuk menganalisis setiap operasi atau metoda kerja ke dalam
gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dan
kemudian menetapkan standar waktu dari masing-masing gerakan tersebut
berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja masing-masing yang ada . Setiap gerak didefinisikan secara terpisah dan ditabulasikan
untuk menetapkan waktu standar (Yudiantyo,
2003).
2.2 Pengertian Studi Gerakan
Studi gerakan adalah analisis terhadap
beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, dengan
demikian diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangkan. Gerakan-gerakan yang
dilakukan oleh seorang pekerja ada kalanya pula sudah tepat atau sudah sesuai
dengan gerakan-gerakan yang diperlukan, tetapi ada kalanya pula seorang pekerja
melakukan gerakan yang tidak perlu biasanya disebut gerakan yang tidak efektif.
Untuk memudahkan penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang dipelajari, perlu
dikenal dahulu gerakan-gerakan dasar (Sutalaksana, 1979).
Sebagian
besar dari therblig-therblig ini merupakan gerakan-gerakan dasar
dari tangan. Mudah dimengerti karena setiap pekerjaan produksi gerakan tangan
merupakan gerakan yang paling umum dijumpai, terlebih lagi dalam pekerjaan yang
bersifat manual. Metoda MTM-1 (Methods Time
Measurement-1) yang mempunyai keunggulan pre-determined, artinya
ialah metoda ini dapat mendeteksi waktu penyelesaian suatu pekerjaan dalam
suatu metoda yang diusulkan sebagai alternatif, sebelum metoda kerja tersebut
diterapkan atau dijalankan (Sutalaksana, 1979).
2.3 Metoda Pengukuran Waktu Kerja
Terdapat dua macam cara dalam
menentukan waktu penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu cara langsung dan cara
tidak langsung. Cara langsung ialah pengamat mengukur atau
mencatat langsung waktu yang diperlukan oleh seorang operator dalam melakukan
pekerjaannya ditempat operator tersebut bekerja. Cara tidak langsung ialah
pengamat tak harus selalu mengamati suatu pekerjaan, tetapi pengamat mempunyai
data yang diambil pada masa lampau untuk ditetapkan sekarang melalui data waktu
baku, atau pengamat mencatat ataumera malkan atau mensimulasikan pekerjaan operator berdasarkan elemen-elemen gerakannya,
selanjutnya menentukan waktu kerja berdasarkan elemen gerakan melalui
tabel-tabel data waktu gerakan yang ada (Yudiantyo, 2003).
Salah satu cantoh metode pengukuran waktu secara langsung
adalah penelitian jam henti. Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu ini
menggunakan jam henti (stopwatch) sebagai alat utamanya. Cara ini
tampaknya merupakan cara yang paling banyak dikenal dan karenanya banyak
dipakai. Salah satu yang menyebabkan adalah kesederhanaan aturan-aturan
pengajaran yang dipakai.Kelebihan
dan kekurangan metoda langsung dan tidak langsung ini juga termasuk
kedalam metode pengukuran kerja. Terlihat
seperti pada Tabel 2.1dan Tabel 2.2 (http://repository.maranatha.edu/5638/11/1023035_Journal.pdf).
Tabel 2.1 Kelebihan dan
Kekurangan Metoda Langsung
METODA |
KELEBIHAN |
KEKURANGAN |
LANGSUNG |
Praktis, karena kita tidak perlu untuk menguraikan pekerjaan ke dalam elemen-elemen pekerjaan.
|
Waktu lebih lama, karena kita harus pergi ke tempat dimana pekerjaan
berlangsung dan bila waktu baku yang diperoleh dipergunakan untuk merumuskan
upah perangsang, maka untuk memperoleh data yang dapat dipercaya, diperlukan
banyak pengukuran. Biaya
yang dibutuhkan lebih mahal dibanding dengan cara tak langsung.
|
Tabel 2.2 Kelebihan dan
Kekurangan Metoda Tidak Langsung
METODA |
KELEBIHAN |
KEKURANGAN |
TIDAK LANGSUNG |
Biaya lebih murah dan tidak
mutlak pergi ke tempat dimana pekerjaan
berlangsung asal dapat mengetahui elemen-elemen pekerjaan yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.
|
Tabel yang digunakan adalah tabel yang
dperuntukkan untuk orang Eropa, dimana belum tentu cocok untuk orang
Indonesia. Ketelitian yang dibutuhkan pengamat dalam menguraikan
elemen-elemen pekerjaan harus tinggi, karena akan berpengaruh sekali pada
hasil dihitung. Data waktu gerakan
harus disesuaikan dengan kondisi pekerjaan.
|
2.4 Pengertian TMU (Time Measurement Unit )
TMU merupakan satuan waktu yang digunakan dalam MTM (Methods Time Measurement) baik MTM 1,2 dan
3. Definisi TMU ialah unit pengukuran waktu, dimana (Yudiantyo, 2003):
1 TMU = 0,00001 jam
1 TMU = 0,036
detik
Pada
dasarnya, terdapat tiga tahap dalam melakukan pengukuran waktu kerja dengan
metoda MTM-1, yaitu :
1.
Pendahuluan
2.
Observasi
3. Perhitungan dan pengecekan
Pemilihan operator sebaiknya yang sudah mempunyai metoda kerja yang tetap
dan dianggap baik.Yang dimaksud dengan pendekatan operator ialah pemberitahuan
kepada operator tentang pengukuran dan pencatatan yang akan dilakukan, dengan
tujuan agar operator dapat bekerja secara wajar. Yang dimaksud dengan pengumpulan informasi adalah identifikasi kegiatan
antara lain meliputi: lokasi kegiatan, identifikasi bahan dan bagian-bagiannya,
peralatan yang dipakai, tata letak tempat kerja, kondisi pekerjaan, kualitas
dan pengukuran jarak (Yudiantyo, 2003).
2.5. Elemen-Elemen Gerakan dalam MTM-1
MTM-1 (Methods Time Measurement-1)
terdapat elemen-elemen gerakan dasar yaitu: mencari (search), memilih (select),
memegang (grasp), menjangkau (reach), membawa (move),
melepas (released load), pengarahan (position), memegang untuk
memakai (hold), pengarahan sementara (pre position), memeriksa (inspection),
merakit (assemble), lepas rakit (desassemble), memakai (use),
kelambatan yang tak terhindar (unavoidable delay), kelambatan yang dapat
dihindarkan (avoidable delay), merencana (plan), istirahat untuk
menghilangkan fatique(rest
toovercome fatoque). Metoda
MTM-1 (Methods Time Measurement-1)
terdiri dari elemen-elemen gerakan seperti reach, move, apply pressure, turn, grasp, release, position, disengage,
eye time, crank body, dan leg&foot motion (Wignjosoebroto, 1992).
2. 5.1 Gerakan
Menjangkau (REACH)
Gerakan menjangkau (reach) ialah gerakan dasar yang digunakan bila maksud utama gerakan adalah
untuk memindahkan tangan atau jari tangan ke suatu tempat tujuan atau lokasi
yang baru. Dalam pergerakan ini, tangan dalam keadaan kosong atau tidak membawa
obyek apapun. Cara penulisan
gerakan ini dipetakan dalam simbol-simbol yang berurut dan masing-masing simbol
tersebut mengandung arti, yaitu(Sutalaksana, 1979):
---------------
simbol ---------------
1
2 3 4 5
m
R f kasus m
Simbol pertama dan ke-lima
menginformasikan adanya gerakan lain yang tergabung dan tak terpisahkan dengan
gerakan reach ini. Dan dituliskan jika dan hanya jika gerakan tersebut
bersatu dengan gerakan lain. Penulisannya harus dengan memakai huruf ‘m’. Bila
dipakai huruf besar seperti ‘M’, maka akan menginformasikan elemen gerakan
dasar yang lain.Simbol ke-dua ialah simbol yang menginformasikan gerakan reach..Simbol ke-tiga diisi dengan jarak. Jarak yang dimaksudkan disini adalah
jarak perpindahan tangan. Jarak yang dituliskan di sini harus dalam satuan inch,
karena tabel yang tersedia sudah dalam satuan inch. Bila jarak
pergerakan ini kurang dari ¾ , maka penulisannya tidak perlu dengan angka,
cukup dengan menuliskan huruf ‘f’. Simbol ke-empat menginformasikan kasus
dalam gerakan reach ini. Diisi dengan huruf
A,B,C,D atau E (Sutalaksana, 1979).
2.5.2 Gerakan Membawa (MOVE)
Gerakan membawa (Move) ialah gerakan dasar yang
dikerjakan bila maksud utamanya adalah untuk membawa suatu obyek ke suatu
sasaran. Ciri-ciri utama dari pergerakan ini ialah pada saat pergerakan tangan,
tangan dalam kondisi membawa objek. Oleh karena itu, berat dari objek diperhitungkan dalam gerakan ini, karena
mempengaruhi pergerakan. Cara penulisan gerakan move ini
dipetakan dalam simbol-simbol yang berurut dan masing-masing simbol tersebut
mengandung arti, yaitu(Sutalaksana, 1979).:
------------------------
simbol -----------------------
1 2 3 4 5 6
m M f kasus m berat
Simbol pertama dan ke-enam menginformasikan
adanya gerakan lain yang bergabung dan tak terpisahkan dengan gerakan move
ini. Dituliskan jika dan hanya jika gerakan tersebut bersatu dengan gerakan
lain. Penulisannya harus dengan memakai huruf ‘m’ .Bila dipakai huruf besar
seperti ‘M’, maka akan menginformasikan elemen gerakan dasar yang lain.Simbol
ke-dua ialah simbol yang menginformasikan gerakan move (Sutalaksana,
1979)..
Simbol ke-tiga diisi
dengan jarak. Jarak yang dimaksudkan disini adalah jarak perpindahan tangan.
Jarak yang dituliskan di sini harus dalam satuan inch, karena tabel yang
tersedia sudah dalam satuan inch. Bila jarak pergerakan ini kurang dari
¾” , maka penulisannya tidak perlu dengan angka, cukup dengan menuliskan huruf
‘f’. Simbol
ke-empat menginformasikan kasus dalam gerakan move ini. Diisi dengan
huruf A,B atau C.Simbol ke-lima menginformasikan berat objek yang berlaku dalam
gerakan move ini. Berat diidentifikasikan dalam satuan lbs, sesuai tabel
yang telah disediakan. Beban diperhitungkan bila melebihi 2 lbs (Sutalaksana, 1979)
2.5.3 Gerakan Menekan (APPLY PREASURE)
2.5.3 Gerakan Menekan (APPLY PREASURE)
Gerakan menekan (Apply Pressure)
ialah pemakaian tekanan pada waktu pergerakkan. Gerakan yang termasuk dalam
gerakan ini, misalnya mengencangkan sekrup dengan obeng. Pembagian apply
pressure dibagi dua yaitu kasus A dan kasus B, yang masing-masing
dinotasikan dengan APA dan APB (Yudiantyo, 2003).
APA = AF + DM + RLF = 10,6 TMU
APB = APA + G2= 16,2 TMU
Dimana :
AF = Apply
force adalah menambah atau mengendalikan otot ke obyek, yang besarnya 3,4
TMU.
DM = Dwell
minimum adalah waktu pendek selama tenaga pembalikan (reaksi) terjadi pada
tingkat tenaga yang relatif konstan, yang besarnya 4,2 TMU.
RLF = Release
force adalah relaksasi atau pelemahan otot, membebaskan tenaga dari obyek,
yang besarnya 3,0 TMU.
G2 = Regrasp
adalah gerakan pemegangan kembali tanpa menghilangkan kendali terhadap obyek
tersebut. Terlihat pada tabel elemen gerakan grasp (pemegangan), yang besarnya 5,6 TMU.
2.5.4 Gerakan Memutar (Turn)
Gerakan memutar (Turn)
ialah memutar atau gerakan memutar tangan sepanjang sumbu tangan atau lengan
bawah.Tatacara pemberian simbol dalam gerakan turn ini adalah sebagai
berikut(Yudiantyo, 2003):
----------------
simbol -------------
1 2 3
T derajat perputaran S/M/L
Simbol pertama dituliskan huruf T
besar, yang menginformasikan gerakan turn. Simbol ke-dua dituliskan derajat perputaran. Simbol ke-tiga dituliskan S, M, L, disesuaikan dengan kategori beban
perputarannya (Sutalaksana, 1979).
2.5.5 Gerakan
Memegang atau mengengam (GRASP)
Gerakan memegang (Grasp) ialah elemen gerakan dasar untuk
menguasai benda baik dengan jari atau dengan tangan. Pembagian dari gerakan grasp
ini dibagi dalam 11 kategori yaitu (Yudiantyo, 2003)
G1 pick-up
grasp, yang terdiri dari 3 kasus yaitu kasus A,B dan C, yaitu:
G1A dipakai untuk semua objek yang secara
mudah dipegang, dikerjakan dengan
cara menutup jari/menghimpitkan kedua jari.
G1B dipakai bila objek yang dipegang sangat
kecil atau objek yang sangat pipih
yang terletak sejajar/sebidang dengan permukaan meja.
G1C gerakan ini dipakai untuk objek
pemegangan yang berbentuk silindris, dan
dibagi menjadi tiga kategori diameter, yaitu:
G1C1 dipakai bila objek yang akan dipegang
berbentuk silindris, yang berdiameter
lebih besar dari ½ inch.
G1C2 dipakai bila objek yang akan dipegang
berbentuk silindris, yang berdiameter
antara ¼ inch sampai dengan ½ inch.
G1C3 dipakai bila objek yang akan dipegang
berbentuk silindris, yang berdiameter
lebih kecil dari ¼ inch.
G2 dipakai bila terjadi pengubahan
pemegangan tanpa melepaskan pengendalian.
G3 dipakai bila objek yang akan dipegang
diambil dari tangan lain dengan mudah.
G4 dipakai bila pemegangan dilakukan
setelah pemilihan.
G5 yang dimaksud ialah menguasai objek
dengan cara disentuh. Dan gerakan
ini biasanya sudah termasuk dalam gerakan reach, sehingga besar TMU-nya adalah nol.
2.5.6 Gerakan
Melepas (RELEASE)
Gerakan melepas (Release) ialah gerakan melepaskan
penguasaan obyek oleh jari atau tangan. Pembagian gerakan release
ini terbagi dalam dua kategori,
yaitu (Yudiantyo, 2003) :
R1
1 yang dimaksud ialah melepaskan
penguasaan objek dengan membuka jari
untuk melepaskan.
R1
2 yang dimaksud ialah’ menghindar’,
lawan dari G5.
Sehingga, biasanya bila gerakan grasp-nya
masuk dalam kategori G1, G2, G3 atau G4, maka gerakan release-nya
adalah RL1. Sedangkan bila gerakan grasp-nya
masuk dalam kategori G5, maka gerakan release-nya
adalah RL2.
2.5.7 Gerakan
Mengarahkan (POSITION)
Gerakan mengarahkan (position) ialah gerakan dasar dari jari atau
tangan yang dipergunakan untuk meluruskan, mengorientasikan atau mengarahkan
sebuah obyek dengan obyek lainnya, dengan tujuan memperoleh hubungan yang
spesifik Position terjadi setelah objek ditransportasikan atau
dipindahkan.Tata cara penulisan simbol pada gerakan position ini ialah (Yudiantyo, 2003):
---------------
simbol ----------------
1 2 3 4
P 1/2/3 S/SS/NS E/D
Simbol
pertama merupakan simbol untuk gerakan position. Simbol ke-dua menginformasikan kategori dari gerakan position, adalah
sebagai berikut:
1 = Tidak ada tekanan/paksaan/kesukaran
2
= Sedikit tekanan
3
=
Kesukaran atau diperlukan tekanan yang besar
Simbol ke-tiga menjelaskan bentuk sifat atau bentuk dari benda yang
diarahkan:
S = Simetri
SS
= Semi-simetri
NS
= Non-simetri
Simetri ialah objek yang diarahkan bisa dalam keadaan bebas di masukkan/di arahkan.
Dan yang dimaksud dengan semi-simetri ialah objek yang di arahkan/di masukkan
terbatas posisinya pada saat di masukkan. Sedangkan yang dimaksud dengan non-simetri ialah objek yang
diarahkan/dimasukkan hanya bisa dimasukkan dengan satu posisi saja. Simbol ke-empat menginformasikan tingkat kemudahan dalam melakukan gerakan position,
yaitu (Yudiantyo, 2003):
E =
Mudah dalam pengendaliannya
D
= Sukar dalam pengendaliannya
2.5.8. Gerakan Melepas Rakit (Disengage)
Gerakan melepas rakit (Disengage) ialah gerakan dasar untuk memisahkan suatu obyek dari obyek lain. Pembagian pada gerakan disengage ini dibagi dalam tiga kategori,
yaitu (Yudiantyo, 2003):
D1 Loose, sangat sedikit usahanya,
dan bercampur dengan gerakan selanjutnya.
Dan jarak pemisahannya sampai 1 inch.
D2 Close, usahanya normal, dan
jarak pemisahannya antara 1 inch sampai dengan
5 inch.
D3 Tight, usaha yang besar, dan
jarak pemisahannya lebih besar dari 5 inch dan lebih kecil dari 12 inch.
Tata cara penulisan simbol pada
gerakan disengage ini ialah :
-----------------
simbol ------------------
1 2 3
D 1/2/3 E/D
Simbol pertama merupakan simbol
untuk gerakan disengage. Simbol ke-dua
menginformasikan tingkat usaha dari gerakan disengage. Simbol ke-tiga menginformasikan tingkat kesulitan
dari gerakan disengage (Yudiantyo, 2003).
2.5.9 Gerakan
Mata (Eye Time)
Gerakan mata adalah gerakan saat mata meilhat suatu benda
baik fokus maupun tidak. Gerakan ini terbagi menjadi dua gerakan, yaitu:
1.
ET (Eye Travel)
Eye travel ialah gerakan
mata yang dipergunakan untuk mengubah pandangan dari suatu lokasi ke lokasi
lain.Terdapat dua cara pengukuran yang dapat dilakukan sehubungan dengan
penentuan eye travel ini . Berdasarkan jarak perpindahan (T) dan
jarak tegak lurus antara mata dan garis perpindahan (D), yaitu (Yudiantyo, 2003) :
Tabel 2.1 TMU Berdasarkan Derajat Perpindahan Mata
Tabel 2.1 TMU Berdasarkan Derajat Perpindahan Mata
Sudut
Perpindahan(derajat)
|
TMU
|
15
|
4.3
|
30
|
8.6
|
45
|
12.8
|
60
|
17.1
|
>=75
|
20
|
2.
EF (Eye Travel)
Eye focus
ialah konsentrasi mata atau
penglihatan mata terhadap suatu obyek pada kurun waktu tertentu dengan maksud
memperjelas penglihatan. Besar TMU yang ditetapkan untuk gerakan ini adalah
sebesar 7,3 TMU (Yudiantyo, 2003)
2.5.10 CRANK
Crank ialah gerakan memutar dari jari tangan , tangan,
pergelangan tangan dan lengan. Berbeda dengan turn, gerakan
crank terdapat diameter dari putaran, sebagai contoh memutar stir mobil. Tata cara penulisan simbol dari gerakan CRANK ini adalah sebagai
berikut(Yudiantyo, 2003):
------------------
simbol ------------------
1 2 3 4
Jml putaran C
Diameter putaran ENW
Simbol pertama menginformasikan jumlah putaran.
Minimal jumlah putaran adalah ½ putaran. Bila kurang dari ½ putaran, maka gerakan tersebut tidak dikategorikan
gerakan crank , tetapi gerakan move. Simbol ke-dua merupakan notasi dari gerakan crank. Simbol ke-tiga menginformasikan diameter putaran. Simbol ke-empat menginformasikan beban putaran. Dituliskan bila lebih besar
dari 21/2 lbs. ENW singkatan dari Effective Net
Weight, dan dalam hal ini dipakai satuan lbs (Yudiantyo, 2003).
2.5.11 Gerakan Anggota Badan, Kaki Dan Telapak Kaki (Body, Leg, And Foot Motion)
Gerakan-gerakan
anggota badan lainnya adalah gerakan kaki, telapak kaki serta bagian-bagian
tubuh lainnya seperti lutut, pinggang, dan lainnya. Didalam operasi-operasi
kerja di industry, sering kali dijumpai bahwa gerakan kerja harus dilakukan
oleh lebih dari satu anggota tubuh pada saat yang sama. Metode yang paling
efektif digunakan untuk melaksanakan suatu operasi kerja dilakukan oleh dua
atau lebih anggota tubuh yang bergerak pada saat bersamaan. Apabila dua atau
lebih gerakan dikombinasikan (atau overlapping) maka ini akan bias menghemat
waktu penyelesaian kerja dan membatasi gerakan-gerakan kerja (Wignjosoebroto, 1992).
Gerakan ini terdiri dari gerakan tubuh dan gerakan kaki.
Pembagiannya adalah sebagai berikut (Yudiantyo, 2003):
1.
Horizontal motion adalah pergerakan
tubuh secara horizontal. Pembagiannya dapat dikategorikan dalam 3 jenis
pergerakan, yaitu:
a.
Walk/berjalan (W) adalah pergerakan
kedepan atau kebelakang dari tubuh yang timbul dari langkah perpindahan. Tata
cara penulisan symbol dari gerakan walk ini adalah sebagai berikut:
---------------------
simbol ----------------------
1 2 3 4
W Jumlah langkah/jarak P/FT
O
Simbol
pertama menotasikan gerakan walk.
Simbol kedua menginformasikan jumlah langkah/jarak perpindahan. Bila dalam
satuan jarak, maka satuannya dalam feet. Simbol
ketiga menginformasikan satua yang dipakai untuk simbol kedua. Bila symbol
kedua mengimformasikan jumlah langkah, maka simbol ketiga dituliskan P
(singkatan dari pace = langkah).
Sedangkan bila simbol kedua menginformasikan jarak perpindahan, maka simbol
ketiga ditulis FT (singkatan dari feet). Simbol
keempat dituliskan ‘O’ bila dalam melakukan gerakan walk ada rintangan atau halangan. Berat dari beban yang dibawa selama melakukan gerakan walk diperhitungkan pula, yang nantinya akan mempengaruhi
jarak per langkah.
b.
Side-step/pindah kesamping (SS) adalah
gerakan atau perpindahan tubuh kesamping dengan satu atau dua langkah kesamping
tanpa perputaran badan. Gerakan side-step
ini dinotasikan dengan SS. Terdapat dua kasus side-step ini yaitu:
-
SSC1 untuk satu langkah
kesamping
-
SSC2 untuk dua langkah kesamping.
c.
Turn body/putar badan (TB) adalah
memutar badan yang dikerjakan yang satu atau dua langkah. Gerakan turn body ini
dinotasikan dengan TB. Pembagian gerakan turn body ini dibagi dalam dua kasus,
yaitu:
-
TBC1 dipakai bila perpputaran
dengan satu langkah
-
TBC2 dipakai bila perputaran
dilakukan dengan dua langkah.
2.
Leg & food motion gerakan ini
dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu:
a.
Food motion (FM) ialah menekan atau mengangkat telapak kaki
melalui tumit. Syarat dari pada foot
motion ini adalah pergerakan tidak lebih dari 4 inch.
b.
Food motion with heavy pressure (FMP) ialah gerakan yang terdapat kesukaran atau beban
tekanan kaki.
c.
Leg motion ialah menggerakan kaki, baik melalui lutut bila keadaan duduk, maupun
pinggang bila keadaan berdiri. Bila pergerakan lebih kecil atau sama dengan 6
inch, maka ditetapkan sebesar 7,1 TMU, sedangkan bila lebih besar dari 6 inch,
maka penambahan 1,2 TMU tiap inch.
3.
Vertikal motion adalah pergerakan keatas
atau kebawah yang dilakukan oleh tubuh. Gerakan vertical motion ini
dibagi dalam 10 kategori yaitu:
a.
Sit
(SIT) adalah gerakan badan untuk duduk, dari keadaan berdiri.
b.
Stand (STD) adalah gerakan badan untuk berdiri, dari keadaan duduk.
c.
Bend (B) adalah membungkuk di tempat dari posisi berdiri, sehingga tangan dapat
menjangkau suatu obyek dengan syarat lutut tetap lurus.
d.
Stoop (S) adalah membungkuk di tempat dari posisi berdiri, sehingga tangan
sampai ke lantai atau dengan kata lain membungkuk sambil berlutut.
e.
Kneel on One Knee (KOK) adalah gerakan merendahkan badan dari
keadaan berdiri dengan memindahkan satu
kaki ke depan atau ke belakang dan menurunkan satu lutut ke lantai.
f.
Arise from Bend (AB) adalah berdiri tegak kembali dari posisi bungkuk (bend).
g.
Arise from Stoop (AS) adalah berdiri tegak kembali dari posisi
bungkuk (stoop).
h.
Arise from Kneel on One Knee (AKOK) adalah berdiri tegak dari posisi “kneel on one knee” (KOK).
i.
Kneel on Both Knees (KBK) adalah merendahkan tubuh dari posisi berdiri
dengan menindahkan satu kaki ke depan atau kebelakang, dan merendahkan atau
menurunkan satu lutut ke lantai, serta menempatkan lutut kedua berdekatan
dengan lutut pertama.
j.
Arise from Kneel on Both Knees (AKBK) adalah berdiri tegak kembali setelah
melakukan “kneel on both knees”
(KBK).