Sabtu, 07 Maret 2015

Landasan Teori MTM-1 (Methods Time Measurement-1)



2.1       Pengertian MTM-1 (Methods Time Measurement-1)
            Methods Time Measurement-1 (MTM-1) adalah suatu sistem penetapan awal waktu baku yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film. MTM (Metods Time Measurement) merupakan suatu waktu untuk siklus yang berulang-ulang dan cukup detail. Data untuk pengembangan MTM diperoleh dari gambar gerak (menggunakan kamera mekanik) dari pekerja terampil melakukan berbagai gerakan (Yudiantyo, 2003).
            Sistem ini didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisis setiap operasi atau metoda kerja ke dalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dan kemudian menetapkan standar waktu dari masing-masing gerakan tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja masing-masing yang ada . Setiap gerak didefinisikan secara terpisah dan ditabulasikan untuk menetapkan waktu standar (Yudiantyo, 2003).

 2.2      Pengertian Studi Gerakan
            Studi gerakan adalah analisis terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, dengan demikian diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangkan. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh seorang pekerja ada kalanya pula sudah tepat atau sudah sesuai dengan gerakan-gerakan yang diperlukan, tetapi ada kalanya pula seorang pekerja melakukan gerakan yang tidak perlu biasanya disebut gerakan yang tidak efektif. Untuk memudahkan penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang dipelajari, perlu dikenal dahulu gerakan-gerakan dasar (Sutalaksana, 1979).
            Sebagian besar dari therblig-therblig ini merupakan gerakan-gerakan dasar dari tangan. Mudah dimengerti karena setiap pekerjaan produksi gerakan tangan merupakan gerakan yang paling umum dijumpai, terlebih lagi dalam pekerjaan yang bersifat manual. Metoda MTM-1 (Methods Time Measurement-1) yang mempunyai keunggulan pre-determined, artinya ialah metoda ini dapat mendeteksi waktu penyelesaian suatu pekerjaan dalam suatu metoda yang diusulkan sebagai alternatif, sebelum metoda kerja tersebut diterapkan atau dijalankan (Sutalaksana, 1979).

2.3       Metoda Pengukuran Waktu Kerja
      Terdapat dua macam cara dalam menentukan waktu penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. Cara langsung ialah pengamat mengukur atau mencatat langsung waktu yang diperlukan oleh seorang operator dalam melakukan pekerjaannya ditempat operator tersebut bekerja. Cara tidak langsung ialah pengamat tak harus selalu mengamati suatu pekerjaan, tetapi pengamat mempunyai data yang diambil pada masa lampau untuk ditetapkan sekarang melalui data waktu baku, atau pengamat mencatat ataumera malkan atau mensimulasikan pekerjaan operator berdasarkan elemen-elemen gerakannya, selanjutnya menentukan waktu kerja berdasarkan elemen gerakan melalui tabel-tabel data waktu gerakan yang ada (Yudiantyo, 2003).
Salah satu cantoh metode pengukuran waktu secara langsung adalah penelitian jam henti. Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu ini menggunakan jam henti (stopwatch) sebagai alat utamanya. Cara ini tampaknya merupakan cara yang paling banyak dikenal dan karenanya banyak dipakai. Salah satu yang menyebabkan adalah kesederhanaan aturan-aturan pengajaran yang dipakai.Kelebihan dan kekurangan metoda langsung dan tidak langsung ini juga termasuk kedalam metode pengukuran kerja. Terlihat seperti pada Tabel 2.1dan Tabel 2.2  (http://repository.maranatha.edu/5638/11/1023035_Journal.pdf).









Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Metoda Langsung

METODA

KELEBIHAN                                   

     KEKURANGAN

 

LANGSUNG

Praktis, karena kita tidak perlu untuk menguraikan pekerjaan ke dalam elemen-elemen pekerjaan.
Waktu lebih lama, karena kita harus pergi ke tempat dimana pekerjaan berlangsung dan bila waktu baku yang diperoleh dipergunakan untuk merumuskan upah perangsang, maka untuk memperoleh data yang dapat dipercaya, diperlukan banyak pengukuran. Biaya yang dibutuhkan lebih mahal dibanding dengan cara tak langsung.

                        Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metoda  Tidak Langsung

METODA

KELEBIHAN

KEKURANGAN

 

TIDAK LANGSUNG

Biaya lebih murah dan tidak mutlak pergi ke tempat dimana pekerjaan berlangsung asal dapat mengetahui elemen-elemen pekerjaan yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.
   Tabel yang digunakan adalah tabel yang dperuntukkan untuk orang Eropa, dimana belum tentu cocok untuk orang Indonesia. Ketelitian yang dibutuhkan pengamat dalam menguraikan elemen-elemen pekerjaan harus tinggi, karena akan berpengaruh sekali pada hasil dihitung. Data waktu gerakan harus disesuaikan dengan kondisi pekerjaan.

2.4       Pengertian TMU (Time Measurement Unit )
            TMU merupakan satuan waktu yang digunakan dalam MTM (Methods Time Measurement) baik MTM 1,2 dan 3. Definisi TMU ialah unit pengukuran waktu, dimana (Yudiantyo, 2003):
1 TMU = 0,00001 jam
1 TMU = 0,036 detik 
Pada dasarnya, terdapat tiga tahap dalam melakukan pengukuran waktu kerja dengan metoda MTM-1, yaitu :
1.    Pendahuluan
2.    Observasi
3.    Perhitungan dan pengecekan
Pemilihan operator sebaiknya yang sudah mempunyai metoda kerja yang tetap dan dianggap baik.Yang dimaksud dengan pendekatan operator ialah pemberitahuan kepada operator tentang pengukuran dan pencatatan yang akan dilakukan, dengan tujuan agar operator dapat bekerja secara wajar. Yang dimaksud dengan pengumpulan informasi adalah identifikasi kegiatan antara lain meliputi: lokasi kegiatan, identifikasi bahan dan bagian-bagiannya, peralatan yang dipakai, tata letak tempat kerja, kondisi pekerjaan, kualitas dan pengukuran jarak (Yudiantyo, 2003).

2.5.       Elemen-Elemen Gerakan dalam MTM-1
             MTM-1 (Methods Time Measurement-1) terdapat elemen-elemen gerakan dasar yaitu: mencari (search), memilih (select), memegang (grasp), menjangkau (reach), membawa (move), melepas (released load), pengarahan (position), memegang untuk memakai (hold), pengarahan sementara (pre position), memeriksa (inspection), merakit (assemble), lepas rakit (desassemble), memakai (use), kelambatan yang tak terhindar (unavoidable delay), kelambatan yang dapat dihindarkan (avoidable delay), merencana (plan), istirahat untuk menghilangkan fatique(rest toovercome fatoque). Metoda MTM-1 (Methods Time Measurement-1) terdiri dari elemen-elemen gerakan seperti reach, move, apply pressure, turn, grasp, release, position, disengage, eye time, crank body, dan leg&foot motion (Wignjosoebroto, 1992).

2. 5.1   Gerakan Menjangkau (REACH)
            Gerakan menjangkau (reach) ialah gerakan dasar yang digunakan bila maksud utama gerakan adalah untuk memindahkan tangan atau jari tangan ke suatu tempat tujuan atau lokasi yang baru. Dalam pergerakan ini, tangan dalam keadaan kosong atau tidak membawa obyek apapun. Cara penulisan gerakan ini dipetakan dalam simbol-simbol yang berurut dan masing-masing simbol tersebut mengandung arti, yaitu(Sutalaksana, 1979):
--------------- simbol ---------------
                                       1        2           3              4            5
                                        m       R          f           kasus        m
            Simbol pertama dan ke-lima menginformasikan adanya gerakan lain yang tergabung dan tak terpisahkan dengan gerakan reach ini. Dan dituliskan jika dan hanya jika gerakan tersebut bersatu dengan gerakan lain. Penulisannya harus dengan memakai huruf ‘m’. Bila dipakai huruf besar seperti ‘M’, maka akan menginformasikan elemen gerakan dasar yang lain.Simbol ke-dua ialah simbol yang menginformasikan gerakan reach..Simbol ke-tiga diisi dengan jarak. Jarak yang dimaksudkan disini adalah jarak perpindahan tangan. Jarak yang dituliskan di sini harus dalam satuan inch, karena tabel yang tersedia sudah dalam satuan inch. Bila jarak pergerakan ini kurang dari ¾ , maka penulisannya tidak perlu dengan angka, cukup dengan menuliskan huruf ‘f’. Simbol ke-empat menginformasikan kasus dalam gerakan reach ini. Diisi dengan huruf A,B,C,D atau E (Sutalaksana, 1979).

2.5.2    Gerakan Membawa (MOVE)
            Gerakan membawa (Move) ialah gerakan dasar yang dikerjakan bila maksud utamanya adalah untuk membawa suatu obyek ke suatu sasaran. Ciri-ciri utama dari pergerakan ini ialah pada saat pergerakan tangan, tangan dalam kondisi membawa objek. Oleh karena itu, berat dari objek diperhitungkan dalam gerakan ini, karena mempengaruhi pergerakan. Cara penulisan gerakan move ini dipetakan dalam simbol-simbol yang berurut dan masing-masing simbol tersebut mengandung arti, yaitu(Sutalaksana, 1979).:
------------------------ simbol -----------------------
                            1           2            3             4               5              6
                             m        M            f          kasus           m          berat
            Simbol pertama dan ke-enam menginformasikan adanya gerakan lain yang bergabung dan tak terpisahkan dengan gerakan move ini. Dituliskan jika dan hanya jika gerakan tersebut bersatu dengan gerakan lain. Penulisannya harus dengan memakai huruf ‘m’ .Bila dipakai huruf besar seperti ‘M’, maka akan menginformasikan elemen gerakan dasar yang lain.Simbol ke-dua ialah simbol yang menginformasikan gerakan move (Sutalaksana, 1979)..
            Simbol ke-tiga diisi dengan jarak. Jarak yang dimaksudkan disini adalah jarak perpindahan tangan. Jarak yang dituliskan di sini harus dalam satuan inch, karena tabel yang tersedia sudah dalam satuan inch. Bila jarak pergerakan ini kurang dari ¾” , maka penulisannya tidak perlu dengan angka, cukup dengan menuliskan huruf ‘f’.            Simbol ke-empat menginformasikan kasus dalam gerakan move ini. Diisi dengan huruf A,B atau C.Simbol ke-lima menginformasikan berat objek yang berlaku dalam gerakan move ini. Berat diidentifikasikan dalam satuan lbs, sesuai tabel yang telah disediakan. Beban diperhitungkan bila melebihi 2 lbs (Sutalaksana, 1979)

2.5.3    Gerakan Menekan (APPLY PREASURE)
            Gerakan menekan (Apply Pressure) ialah pemakaian tekanan pada waktu pergerakkan. Gerakan yang termasuk dalam gerakan ini, misalnya mengencangkan sekrup dengan obeng. Pembagian apply pressure dibagi dua yaitu kasus A dan kasus B, yang masing-masing dinotasikan dengan APA dan APB (Yudiantyo, 2003).
            APA = AF + DM + RLF = 10,6 TMU
            APB = APA + G2= 16,2 TMU
Dimana :
AF       =   Apply force adalah menambah atau mengendalikan otot ke obyek, yang besarnya 3,4 TMU.
DM     =   Dwell minimum adalah waktu pendek selama tenaga pembalikan (reaksi) terjadi pada tingkat tenaga yang relatif konstan, yang besarnya 4,2 TMU.
RLF    =   Release force adalah relaksasi atau pelemahan otot, membebaskan tenaga dari obyek, yang besarnya 3,0 TMU.
G2       =   Regrasp adalah gerakan pemegangan kembali tanpa menghilangkan kendali terhadap obyek tersebut. Terlihat pada tabel elemen gerakan grasp (pemegangan), yang besarnya 5,6 TMU.

2.5.4    Gerakan Memutar (Turn)
            Gerakan memutar (Turn) ialah memutar atau gerakan memutar tangan sepanjang sumbu tangan atau lengan bawah.Tatacara pemberian simbol dalam gerakan turn ini adalah sebagai berikut(Yudiantyo, 2003):
---------------- simbol -------------
                                        1                        2                       3
                                       T           derajat perputaran       S/M/L
            Simbol pertama dituliskan huruf T besar, yang menginformasikan gerakan turn. Simbol ke-dua dituliskan derajat perputaran. Simbol ke-tiga dituliskan S, M, L, disesuaikan dengan kategori beban perputarannya (Sutalaksana, 1979).

2.5.5    Gerakan Memegang atau mengengam (GRASP)
            Gerakan memegang (Grasp) ialah elemen gerakan dasar untuk menguasai benda baik dengan jari atau dengan tangan. Pembagian dari gerakan grasp ini dibagi dalam 11 kategori yaitu (Yudiantyo, 2003)
G1           pick-up grasp, yang terdiri dari 3 kasus yaitu kasus A,B dan C, yaitu:
G1A       dipakai untuk semua objek yang secara mudah dipegang, dikerjakan        dengan cara menutup jari/menghimpitkan kedua jari.
G1B       dipakai bila objek yang dipegang sangat kecil atau objek yang sangat       pipih yang terletak sejajar/sebidang dengan permukaan meja.
G1C       gerakan ini dipakai untuk objek pemegangan yang berbentuk silindris,      dan dibagi menjadi tiga kategori diameter, yaitu:
G1C1     dipakai bila objek yang akan dipegang berbentuk silindris, yang    berdiameter lebih besar dari ½ inch.
G1C2     dipakai bila objek yang akan dipegang berbentuk silindris, yang    berdiameter antara ¼ inch sampai dengan ½ inch.
G1C3     dipakai bila objek yang akan dipegang berbentuk silindris, yang    berdiameter lebih kecil dari ¼ inch.
G2          dipakai bila terjadi pengubahan pemegangan tanpa melepaskan     pengendalian.
G3          dipakai bila objek yang akan dipegang diambil dari tangan lain dengan    mudah.
G4          dipakai bila pemegangan dilakukan setelah pemilihan.
G5          yang dimaksud ialah menguasai objek dengan cara disentuh. Dan             gerakan ini biasanya sudah termasuk dalam gerakan reach, sehingga       besar TMU-nya adalah nol.


2.5.6    Gerakan Melepas  (RELEASE)
            Gerakan melepas (Release) ialah gerakan melepaskan penguasaan obyek oleh jari atau tangan. Pembagian gerakan release ini terbagi dalam  dua kategori, yaitu (Yudiantyo, 2003) :
R1 1       yang dimaksud ialah melepaskan penguasaan objek dengan membuka      jari untuk melepaskan.
R1 2       yang dimaksud ialah’ menghindar’, lawan dari G5.
               Sehingga, biasanya bila gerakan grasp-nya masuk dalam kategori  G1,     G2, G3 atau G4, maka gerakan release-nya adalah RL1. Sedangkan bila gerakan grasp-nya masuk dalam kategori G5, maka gerakan      release-nya adalah RL2.

2.5.7    Gerakan Mengarahkan (POSITION)
            Gerakan mengarahkan (position) ialah gerakan dasar dari jari atau tangan yang dipergunakan untuk meluruskan, mengorientasikan atau mengarahkan sebuah obyek dengan obyek lainnya, dengan tujuan memperoleh hubungan yang spesifik Position terjadi setelah objek ditransportasikan atau dipindahkan.Tata cara penulisan simbol pada gerakan position ini ialah (Yudiantyo, 2003):

--------------- simbol ----------------
                                       1               2              3                  4
                                       P            1/2/3     S/SS/NS         E/D
Simbol pertama merupakan simbol untuk gerakan position. Simbol ke-dua menginformasikan kategori dari gerakan position, adalah sebagai berikut:
1   = Tidak ada tekanan/paksaan/kesukaran
2      = Sedikit tekanan
3      = Kesukaran atau diperlukan tekanan yang besar
Simbol ke-tiga menjelaskan bentuk sifat atau bentuk dari benda yang diarahkan:
S   = Simetri
SS = Semi-simetri
NS = Non-simetri
            Simetri ialah objek yang diarahkan bisa dalam keadaan bebas di masukkan/di arahkan. Dan yang dimaksud dengan semi-simetri ialah objek yang di arahkan/di masukkan terbatas posisinya pada saat di masukkan. Sedangkan yang dimaksud dengan non-simetri ialah objek yang diarahkan/dimasukkan hanya bisa dimasukkan dengan satu posisi saja. Simbol ke-empat menginformasikan tingkat kemudahan dalam melakukan gerakan position, yaitu (Yudiantyo, 2003):
E = Mudah dalam pengendaliannya
D = Sukar dalam pengendaliannya  

2.5.8.     Gerakan Melepas Rakit (Disengage)



Gerakan melepas rakit (Disengage) ialah gerakan dasar untuk memisahkan suatu obyek  dari obyek lain. Pembagian pada gerakan disengage ini dibagi dalam tiga kategori, yaitu (Yudiantyo, 2003): 
D1          Loose, sangat sedikit usahanya, dan bercampur dengan gerakan    selanjutnya. Dan jarak pemisahannya sampai 1 inch.
D2          Close, usahanya normal, dan jarak pemisahannya antara 1 inch sampai      dengan 5 inch.
D3          Tight, usaha yang besar, dan jarak pemisahannya lebih besar dari 5 inch    dan lebih kecil dari 12 inch.
            Tata cara penulisan simbol pada gerakan disengage ini ialah :
----------------- simbol ------------------
                                    1                        2                                3
                                    D                   1/2/3                            E/D
            Simbol pertama merupakan simbol untuk gerakan disengage. Simbol ke-dua menginformasikan tingkat usaha dari gerakan disengage. Simbol ke-tiga menginformasikan tingkat kesulitan dari gerakan disengage (Yudiantyo, 2003).

2.5.9    Gerakan Mata (Eye Time)
            Gerakan mata adalah gerakan saat mata meilhat suatu benda baik fokus maupun tidak. Gerakan ini terbagi menjadi dua gerakan, yaitu:

1.       ET (Eye Travel)
       Eye travel ialah gerakan mata yang dipergunakan untuk mengubah pandangan dari suatu lokasi ke lokasi lain.Terdapat dua cara pengukuran yang dapat dilakukan sehubungan dengan penentuan eye travel ini . Berdasarkan jarak perpindahan (T) dan jarak tegak lurus antara mata dan garis perpindahan (D), yaitu (Yudiantyo, 2003) :

Tabel 2.1 TMU Berdasarkan Derajat Perpindahan Mata
Sudut
Perpindahan(derajat)
TMU
15
4.3
30
8.6
45
12.8
60
17.1
>=75
20
2.      EF (Eye Travel)


      Eye focus ialah konsentrasi mata atau penglihatan mata terhadap suatu obyek pada kurun waktu tertentu dengan maksud memperjelas penglihatan. Besar TMU yang ditetapkan untuk gerakan ini adalah sebesar 7,3 TMU (Yudiantyo, 2003)
 

2.5.10     CRANK
              Crank ialah gerakan memutar dari jari tangan , tangan, pergelangan tangan dan lengan. Berbeda dengan turn, gerakan crank terdapat diameter dari putaran, sebagai contoh memutar stir mobil. Tata cara penulisan simbol dari gerakan CRANK ini adalah sebagai berikut(Yudiantyo, 2003):
------------------ simbol ------------------
                                    1                2                     3                4
                             Jml putaran      C    Diameter putaran    ENW
               Simbol pertama menginformasikan jumlah putaran. Minimal jumlah putaran adalah ½ putaran. Bila kurang dari ½ putaran, maka gerakan tersebut tidak dikategorikan gerakan crank , tetapi gerakan move. Simbol ke-dua merupakan notasi dari gerakan crank. Simbol ke-tiga menginformasikan diameter putaran. Simbol ke-empat menginformasikan beban putaran. Dituliskan bila lebih besar dari 21/2 lbs. ENW singkatan dari Effective Net Weight, dan dalam hal ini dipakai satuan lbs (Yudiantyo, 2003).
2.5.11  Gerakan Anggota Badan, Kaki Dan Telapak Kaki (Body, Leg, And Foot  Motion)
            Gerakan-gerakan anggota badan lainnya adalah gerakan kaki, telapak kaki serta bagian-bagian tubuh lainnya seperti lutut, pinggang, dan lainnya. Didalam operasi-operasi kerja di industry, sering kali dijumpai bahwa gerakan kerja harus dilakukan oleh lebih dari satu anggota tubuh pada saat yang sama. Metode yang paling efektif digunakan untuk melaksanakan suatu operasi kerja dilakukan oleh dua atau lebih anggota tubuh yang bergerak pada saat bersamaan. Apabila dua atau lebih gerakan dikombinasikan (atau overlapping) maka ini akan bias menghemat waktu penyelesaian kerja dan membatasi gerakan-gerakan kerja (Wignjosoebroto, 1992).
            Gerakan ini terdiri dari gerakan tubuh dan gerakan kaki. Pembagiannya adalah sebagai berikut (Yudiantyo, 2003):
1.                  Horizontal motion adalah pergerakan tubuh secara horizontal. Pembagiannya dapat dikategorikan dalam 3 jenis pergerakan, yaitu:
a.         Walk/berjalan (W) adalah pergerakan kedepan atau kebelakang dari tubuh yang timbul dari langkah perpindahan. Tata cara penulisan symbol dari gerakan walk ini adalah sebagai berikut:
--------------------- simbol ----------------------
                                    1                       2                     3            4
                        W     Jumlah langkah/jarak      P/FT  O
Simbol pertama menotasikan gerakan walk. Simbol kedua menginformasikan jumlah langkah/jarak perpindahan. Bila dalam satuan jarak, maka satuannya dalam feet. Simbol ketiga menginformasikan satua yang dipakai untuk simbol kedua. Bila symbol kedua mengimformasikan jumlah langkah, maka simbol ketiga dituliskan P (singkatan dari pace = langkah). Sedangkan bila simbol kedua menginformasikan jarak perpindahan, maka simbol ketiga ditulis FT (singkatan dari feet). Simbol keempat dituliskan ‘O’ bila dalam melakukan gerakan walk ada rintangan atau halangan. Berat dari beban yang dibawa selama melakukan gerakan walk diperhitungkan pula, yang nantinya akan mempengaruhi jarak per langkah.
b.         Side-step/pindah kesamping (SS) adalah gerakan atau perpindahan tubuh kesamping dengan satu atau dua langkah kesamping tanpa perputaran badan. Gerakan side-step ini dinotasikan dengan SS. Terdapat dua kasus side-step ini yaitu:
-                SSC1 untuk satu langkah kesamping
-                SSC2 untuk dua langkah kesamping.
c.         Turn body/putar badan (TB) adalah memutar badan yang dikerjakan yang satu atau dua langkah. Gerakan turn body ini dinotasikan dengan TB. Pembagian gerakan turn body ini dibagi dalam dua kasus, yaitu:
-                TBC1 dipakai bila perpputaran dengan satu langkah
-                TBC2 dipakai bila perputaran dilakukan dengan dua langkah.
2.                  Leg & food motion gerakan ini dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu:
a.         Food motion (FM) ialah menekan atau mengangkat telapak kaki melalui tumit. Syarat dari pada foot motion ini adalah pergerakan tidak lebih dari 4 inch.
b.         Food motion with heavy pressure (FMP) ialah gerakan yang terdapat kesukaran atau beban tekanan kaki.
c.         Leg motion ialah menggerakan kaki, baik melalui lutut bila keadaan duduk, maupun pinggang bila keadaan berdiri. Bila pergerakan lebih kecil atau sama dengan 6 inch, maka ditetapkan sebesar 7,1 TMU, sedangkan bila lebih besar dari 6 inch, maka penambahan 1,2 TMU tiap inch.
3.                  Vertikal motion adalah pergerakan keatas atau kebawah yang dilakukan oleh tubuh. Gerakan vertical motion ini dibagi dalam 10 kategori yaitu:
a.         Sit (SIT) adalah gerakan badan untuk duduk, dari keadaan berdiri.
b.         Stand (STD) adalah gerakan badan untuk berdiri, dari keadaan duduk.
c.         Bend (B) adalah membungkuk di tempat dari posisi berdiri, sehingga tangan dapat menjangkau suatu obyek dengan syarat lutut tetap lurus.
d.        Stoop (S) adalah membungkuk di tempat dari posisi berdiri, sehingga tangan sampai ke lantai atau dengan kata lain membungkuk sambil berlutut.
e.         Kneel on One Knee (KOK) adalah gerakan merendahkan badan dari keadaan berdiri dengan memindahkan  satu kaki ke depan atau ke belakang dan menurunkan satu lutut ke lantai.
f.          Arise from Bend (AB) adalah berdiri tegak kembali dari posisi bungkuk (bend).
g.         Arise from Stoop (AS) adalah berdiri tegak kembali dari posisi bungkuk (stoop).
h.         Arise from Kneel on One Knee (AKOK) adalah berdiri tegak dari posisi “kneel on one knee” (KOK).
i.           Kneel on Both Knees (KBK) adalah merendahkan tubuh dari posisi berdiri dengan menindahkan satu kaki ke depan atau kebelakang, dan merendahkan atau menurunkan satu lutut ke lantai, serta menempatkan lutut kedua berdekatan dengan lutut pertama.
j.           Arise from Kneel on Both Knees (AKBK) adalah berdiri tegak kembali setelah melakukan “kneel on both knees” (KBK).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar