Minggu, 01 Desember 2013

Ragam bentuk Bahasa Ilmiah, Semi Ilmiah, dan Non Ilmiah



1. Karangan ilmiah

      Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
      Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

2. Karangan Non Ilmiah

      Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
  • Fakta yang disimpulkan subyektif,
  • Gaya bahasa konotatif dan populer,
  • Tidak memuat hipotesis,
  • Penyajian dibarengi dengan sejarah,
  • Bersifat imajinatif,
  • Situasi didramatisir,
  • Bersifat persuasif.
  • Tanpa dukungan bukti

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
Dongeng, Novel, Cerpen, Roman


3. Karangan Semi Ilmiah (Populer)

      Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.


Contoh Ragam Bahasa
- Ilmiah
  

BAB I

PENDAHULUAN


1.1      Latar Belakang
Penulisan karya ilmiah ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus kriminal yang merupakan fenomena sosial yang sering terjadi di masyarakat. Mulai dari pencurian, penganiayaan, bahkan sampai pembunuhan. Kasus kriminal ini berdampak juga terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Orang awam biasanya mengenal pembunuhan dengan menggunakan senjata tajam, senjata tumpul atau senjata api. Tapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, sebagian masyarakat telah mengetahui cara lain untuk berbuat kriminal dengan lebih rapi dan tidak mudah terungkap oleh pihak yang berwajib.
Biasanya, kasus kriminal ini menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun. Misalnya, pembunuhan Napoleon Bonaparte yang merupakan jenderal perang negara Prancis yang sangat terkenal dibunuh menggunakan Arsenik yang merupakan salah satu unsur kimia. Selain itu masih banyak unsur dan senyawa lainnya yang bersifat toksin, contohnya : kalium sianida.
Ternyata selain digunakan sebagai alat pembunuh, senyawa juga memiliki kegunaan lain dalam bidang forensik. Salah satu senyawa yang paling populer dan paling banyak dipakai para polisi untuk melacak suatu kasus kriminal adalah luminol. Senyawa ini merupakan salah satu contoh dari senyawa yang mengalami reaksi kemiluminensi yang bisa menghasilkan pancaran cahaya. Luminol dapat mendeteksi adanya keberadaan darah pada tempat kejadian perkara (TKP) dan benda-benda lain yang diduga juga terdapat bercak darah. Biasanya, senyawa ini dipakai oleh tim forensik kepolisian apabila kepolisian menemui kesulitan dalam suatu kasus karena luminol tetap bereaksi dengan darah, walaupun bekas darah tersebut telah dihapus bersih oleh pelaku kejahatan.

1.2      Tujuan Penulisan
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka secara umum tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk melengkapi tugas Bahasa Indonesia. Adapun tujuan lainnya adalah untuk mengetahui cara kerja  luminol dalam proses deteksi darah.

1.3      Rumusan Masalah
     Berdasarkan tujuan penulisan yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam karya ilmiah ini adalah:
  1. bagaimana cara kerja luminol,
  2. apa saja alat yang digunakan dalam proses deteksi darah,
  3. bagaimana proses kerja luminol sebagai senyawa pendeteksi darah,

1.4      Batasan Masalah
            Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis hanya meneliti tentang bagaimana proses kerja luminol sebagai senyawa pendeteksi darah?

1.5      Hipotesa
            Dari batasan masalah di atas, yang berjudul luminol sebagai senyawa pendeteksi darah, maka dapat dirumuskan hipotesanya adalah  sebagai berikut:
1.      adanya luminol sebagai senyawa pendeteksi darah,
2.      tidak adanya luminol sebagai senyawa pendeteksi darah.



BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1      Luminol
Luminol diubah oleh solusi dasar ke dalam resonansi-stabil, dianion 1 yang teroksidasi oleh hidrogen peroksida ke dalam ion, dicarboxylate 2 disertai dengan hilangnya nitrogen molekul, N2. Ketika molekul 2 terbentuk, itu adalah dalam keadaan (energi tinggi) bersemangat elektronik, dan gudang "ekstra" energi dengan memancarkan foton cahaya yang memungkinkan molekul untuk pergi ke bentuk keadaan dasar. ( Pavia, 1982: 112)1
Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa luminol diubah oleh solusi dasar ke dalam resonansi-stabil.

2.1.1  Pengertian luminol
Luminol adalah bahan kimia yang relatif sederhana hanya mengandung karbon, nitrogen, oksigen dan hidrogen dan merupakan putih sampai agak kuning bedak padat kristal, larut dalam air dan pelarut organik yang paling polar. ( Pavia, 1982: 116)2
Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa luminol adalah bahan kimia yang relatif sederhana hanya mengandung gas-gas tertentu.


______________       
1.Pavia D.L., Luminol (Bellingham: Western Washington University ,1982), hal. 112
2.Pavia D.L., Luminol (Bellingham: Western Washington University, 1982), hal. 116
2.1.2  Manfaat Luminol
Luminol digunakan sebagai alat forensik oleh penyidik ​​TKP untuk mencari jejak darah, bahkan jika adegan telah dibersihkan. Karena luminol adalah senyawa chemiluminescent cahaya dilepaskan karena reaksi kimia. ( Pavia, 1982: 123)1
            Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa luminol bisa digunakan untuk mencari jejak darah.
            Luminol digunakan oleh peneliti forensik untuk mendeteksi  jumlah jejak darah tersisa di TKP. The Crime Scene Investigator Semprotan Luminol, penyidik ​​TKP mempersiapkan larutan Luminol dan aktivator di tempat dan semprotan ke seluruh daerah di bawah penyelidikan. Kehadiran besi dalam darah di daerah tersebut mengkatalisis reaksi kimia yang menyebabkan pendaran mengungkapkan lokasi darah. ( Furtado, 2009: 19)2
            Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa luminol dapat digunkan jumlah jejak darah tersisa di TKP.

2.1.3  Cara Kerja Luminol          
            Dalam larutan netral, luminol adalah zwitterionic. Ketika dilarutkan dalam larutan dasar, luminol menjadi dianionic. Dianion dapat dioksidasi untuk membentuk peroksida struktur diketahui. Peroksida ini terurai, melepaskan gas nitrogen dan menghasilkan ion aminophthalate yang ada dalam bersemangat negara.


_______________
1.Pavia D.L., Luminol ( Bellingham: Western Washington University,1982), hal. 120
2.Seno Furtado, Lukisan Hidup Hijau ( Surabaya: GFP,2009), hal. 19                                
            Solusi luminol bereaksi dengan darah untuk menghasilkan cahaya. Solusi luminol berisi luminol  dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida bereaksi dengan besi dalam darah untuk menghasilkan oksigen. Oksigen ini kemudian bereaksi dengan luminol, mengubah struktur molekul dan sementara menambahkan energi. Ketika energi ditambahkan ke molekul, sering diserap oleh elektron (partikel bermuatan kecil). Dengan menyerap energi dan menjadi "bersemangat," memindahkan elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi. mereka melepaskan energi sebagai cahaya tampak. ( Shakhashiri, 1983: 162)1
            Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa luminol bereaksi dengan darah akan menghasilkan cahaya.
 2.2     Darah
            Luka bisa menyebabkan kehilangan darah yang. Trombosit menyebabkan darah membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat dengan segera untuk mencegah terjadinya kekurangan darah. Pendarahan hebat, baik karena kecelakaan atau bukan (seperti pada operasi), dan juga penyakit darah seperti anemia dan thalassemia memerlukan transfusi darah. Beberapa negara mempunyai bank darah untuk memenuhi permintaan untuk transfusi darah. Penerima darah perlu mempunyai jenis darah yang sama dengan penyumbang. Darah juga merupakan salah satu vektor dalam penularan penyakit. ( Harr, 2002: 64)2

           

_______________
1. Shakhashiri,  Kimia Demonstrasi, ( Surabaya: Viva Pakarindo, 1983),  hal. 156
2. Robert Harr, Resensi Ilmu Laboratorium Klinis ( Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2002), hal. 64.
            Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pendarahan hebat memerlukan transfusi darah, dan penerima darah harus mempunyai jenis darah yang sama dengan penyumbang darah.

2.2.1  Pengertian darah
            Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup ( kecuali tumbuhan) tingkat tinggi. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. ( Harr, 2002: 66)1
            Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa darah sangat dibutuhkan bagi manusia karena berfungsi untuk menunjang kehidupan.

2.2.2    Golongan Darah
                Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, yaitu:
1.      individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif,
_______________
1. Robert Harr, Resensi Ilmu Laboratorium Klinis ( Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2002), hal. 66.
  1. individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif,
  2. individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif,
  3. individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif. ( Hartanto, 2005: 98)1
Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa golongan darah ada empat yaitu golongan darah A, golongan darah B, golongan darah AB, dan golongan darah O.



_______________
1. Huriawati Hartanto, Kamus Ringkas Kedokteran ( Jakarta:  Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005), hal. 98.

2.2.3    Fungsi Darah
Fungsi darah bagi tubuh manusia antara lain sebagai berikut:
1.      alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh,
2.      alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh,
3.      alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh,
4.      alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi,
5.      alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu,
6.      menjaga suhu tubuh,
7.      mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku,
8.      mengatur keseimbangan asam basa tubuh. ( Hartanto, 2005: 112)1
Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa darah berfungsi sebagai alat transportasi berbagai zat ke seluruh tubuh.
2.2.4    Kandungan Plasma Darah
Darah cair atau plasma darah adalah cairan darah berbentuk butiran-butiran darah. Di dalamnya terkandung benang-benang fibrin/ fibrinogen yang berguna untuk menutup luka yang terbuka. Kandungan plasma darah antara lain sebagai berikut:
1.      gas oksigen, nitrogen, dan karbondioksida,
2.      protein seperti fibrinogen, albumin dan globulin,
3.      enzim,
4.      antibodi,
5.      hormon,
_______________
1. Huriawati Hartanto, Kamus Ringkas Kedokteran ( Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005), hal. 112.
6.      urea,
7.      asam urat,
8.      sari makanan dan mineral. ( Hartanto, 2005: 120)1
Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa plasma darah mengandung banyak gas dan zat-zat yang berguna oleh tubuh.

2.2.5    Komposisi Darah
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. Serum darah atau plasma darah terdiri atas:
1.      air sekitar 91%,
  1. protein sekitar 8,0% ( albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen),
  2. mineral sekitar 0,9% ( natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi, dll),
  3. garam. ( Hartanto, 2005: 108)2
Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa darah mengandung air, protein, mineral, dan garam.

________________
1. Huriawati Hartanto, Kamus Ringkas Kedokteran ( Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005), hal. 120.
2. Huriawati Hartanto, Kamus Ringkas Kedokteran ( Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005), hal. 108.

2.3           Luminol  sebagai Senyawa Pendeteksi Darah
             Komposisi darah terdiri dari cairan plasma dan serum dengan komponen padat terdiri dari sel darah merah ( eritrosit), sel darh putih ( leukosit) dan platelet ( trombosit). Tes sangkaan yang paling utama pada darah difokuskan pada deteksi adanya molekul hemoglobin, yang mana ditemukan pada sel darah merah dan digunakan untuk mentransport oksigen dan karbondioksida. Tes imunokromatografi yang sederhana untuk mengidentifikasi sel darah manusia telah dilakukan oleh Abacus Diagnostics sebagai kartu ABA-Hematrace-Kit. Tes ini memiliki batas ketelitian sekitar 0,07 ug Hb/ml, yang secara khusus untuk darah manusia, primate kelas tinggi dan darah mencit.
Luminol adalah salah satu tes sangkaan lainnya untuk mengidentifikasi darah dan telah dipopulerkan diserial TV CSI : Crime Scene Investigation. Regen Luminol dibuat dengan mencampurkan 0,1 g 3 amino-phtalhydrazide dengan 5,0 g sodium carbonat dalam 100ml aquadest. Sebelum digunakan ditambahkan 0,7 g sodium perborat pada campuran. Area yang luas dapat secara cepat dievaluasi akan adanya darah dengan menyemprotkan regen luminal ke item bukti penyelidikan. Objek yang telah disemprot lalu ditempatkan ke daerah yang gelap sehingga luminasi dapat terlihat dengan jelas dan mudah. Luminol dapat digunakan untuk mencari jejak darah setelah diencerkan 10 juta kali. Penggunaan luminal telah menunjukkan bahwa luminal ini tidak menghambat maupun mempengaruhi tes DNA. Demonstrasi bahwa tes sangkaan ini tidak mempengaruhi subkuensis tes DNA  adalah sangat penting dalam membuat keputusan tentang bagaimana bukti-bukti biologis diproses dalam laboratorium forensic. ( Pavia, 1982: 157)1
_______________
1. Pavia D.L., Luminol ( Bellingham: Western Washington University,1982), hal. 157

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


3.1           Populasi dan Sampel
Menurut ilmu biologi, populasi adalah kumpulan dari beberapa individu. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, populasi adalah objek kajian secara umum. Jadi, populasi adalah objek kajian secara umum yang dapat diteliti.
Sampel adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sampel adalah objek kajian secara khusus.

a.                  Populasi
Berdasarkan penjelasan tentang populasi di atas, maka pada karya ilmiah ini terdapat dua variabel, yaitu luminol dan lantai. Populasi dari luminol adalah luminol dan populasi dari lantai ialah lantai berkas darah.

b.                 Sampel
Penulis mengambil sampel variabel A adalah luminol 2 g. Sampel untuk variabel B adalah urine manusia 30 g.




3.2           Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengetahui pengaruh luminol sebagai senyawa pendeteksi darah, dapat dilakukan dengan cara eksperimen. Alat-alat dan bahan yang harus disiapkan untuk melakukan langkah-langkah eksperimen adalah sebagai berikut:
Alat:
1.    lantai,
2.    tabung tes,
3.    steril alkohol pad.

Bahan:
1. luminol 2 g,
2. potassium ferrislanida,
3. potassium hydroksida 15 g,
4. air 250 ml,
5. 3% hidrogen peroksida dalam air.
           
            Dari data pada variabel A, dan variabel B, maka data untuk menjawab hipotesa adalah dengan langkah-langkah kerja sebagai berikut:
1.      sediakan larutan luminol dengan cara mencampurkan 2 g luminol ditambah 15 g potassium peroksida dan 250 ml air,
2.      campurkan 10 ml luminol dan 10 ml larutan peroksida dalam sebuah tabung tes atau cangkir,
3.      masukkan darah dalam alkohol pad, kemudian teteskan larutan luminol, amati nyalanya,
4.      untuk mengganti tetesan darah dapat digunakan potassium ferrisianida untuk mengaktifkan nyala.
3.3           Teknik Pengolahan Data

              
Gambar 1.
            
Gambar 2.

Keterangan:
Gambar 1
Pada gambar 1, darah pada lantai megeluarkan cahaya biru karena diberi tetesan luminol pada darah tersebut.
Gambar 2
Pada gambar 2, darah pada lantai tidak mengeluarkan cahaya karena diberi tetesan urine pada darah tersebut.

3.4           Hasil Penelitian
Setelah satu jam pengamatan, didapat hasil sebagai berikut:
a.    lantai I: darah pada lantai mengeluarkan cahaya biru,
b.    lantai II: darah pada lantai tidak mengeluarkan cahaya biru.
Jadi, lantai yang telah ditetesi darah pada lantai I larutannya menyala. Hal ini disebabkan karena zat besi di hemoglobin yang ditemukan di darah akan mengkatalis reaksi oksidasi dimana luminol mendapat oksigen atom ketika melepaskan nitrogen dan higrogen. Nyala biru adalah sebuah emisi energi yang dilepaskan saat elektrion kembali ke ground state. Oleh karena itu, larutan pada lantai 1 dapat menyala. Sementara pada lantai 2 tidak dapat menyala.
Kesimpulannya adalah solusi luminol bereaksi dengan darah untuk menghasilkan cahaya. Solusi luminol berisi luminol dan hidrogen peroksida.  Hidrogen peroksida bereaksi dengan besi dalam darah untuk menghasilkan oksigen. Oksigen ini kemudian bereaksi dengan luminol, mengubah struktur molekul dan sementara menambahkan energi. Ketika energi ditambahkan ke molekul, sering diserap oleh elektron (partikel bermuatan kecil). Dengan menyerap energi dan memindahkan elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi. Kemudian, ketika elektron kembali ke alam mereka, mereka melepaskan energi sebagai cahaya tampak. Dalam penelitian ini solusi darah palsu yang digunakan bergantung.













BAB IV
PENUTUP

4.1           Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada BAB I dapat disimpulkan bahwa penulisan karya ilmiah ini  dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus kriminal yang merupakan fenomena sosial yang sering terjadi di masyarakat. Mulai dari pencurian, penganiayaan, bahkan sampai pembunuhan. Adapun ujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui cara kerja  luminol proses deteksi darah. Oleh karena itu penulis hanya meneliti tentang bagaimanakah proses kerja luminol sebagai senyawa pendeteksi darah? Berdasarkan observasi langsung maka hipotesa dapat terjawab yaitu adanya luminol sebagai senyawa pendeteksi darah.
Berdasarkan penjelasan pada BAB II dapat disimpulkan bahwa luminol adalah salah satu tes sangkaan untuk mengidentifikasi darah.
Berdasarkan penjelasan pada BAB III dapat disimpulkan yaitu solusi luminol bereaksi dengan darah untuk menghasilkan cahaya. Solusi luminol berisi luminol dan hidrogen peroksida.  Hidrogen peroksida bereaksi dengan besi dalam darah untuk menghasilkan oksigen. Oksigen ini kemudian bereaksi dengan luminol, mengubah struktur molekul dan sementara menambahkan energi. Ketika energi ditambahkan ke molekul, sering diserap oleh elektron (partikel bermuatan kecil). Dengan menyerap energi dan memindahkan elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi. Kemudian, ketika elektron kembali ke alam mereka, mereka melepaskan energi sebagai cahaya tampak. Dalam penelitian ini solusi darah palsu yang digunakan bergantung.


4.2           Saran
Dari penelitian yang sudah dilakukan, dibuktikan bahwa cacing dapat menyuburkan tanah. Hal ini sangat bermanfaat bagi para petani. Petani tidak perlu bersusah payah untuk mencari lahan yang subur untuk ditanami tumbuhan. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar memanfaatkan lahan yang ada, dengan cara pemupukan, dan penggemburan tanah secara alami, tanah yang tidak syburpun bisa dijadikan lahan yang subur. Pemanfaatan cacing akan lebih menghemat biaya jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk.













DAFTAR KEPUSTAKAAN
Furtado, Seno. 2009. Lukisan Hidup Hijau. Surabaya: GFP.
Harr, Robert. 2002. Resensi Ilmu Laboratorium Klinis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hartanto, Huriawati. 2005. Kamus Ringkas Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pavia. 1982. Luminol. Bellingham: Western Washington University.
Shakhashiri. 1983. Kimia Demonstrasi. Surabaya: Viva Pakarindo.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar