1. Karangan ilmiah
Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
2. Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
- Fakta yang disimpulkan subyektif,
- Gaya bahasa konotatif dan populer,
- Tidak memuat hipotesis,
- Penyajian dibarengi dengan sejarah,
- Bersifat imajinatif,
- Situasi didramatisir,
- Bersifat persuasif.
- Tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis
yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
Dongeng, Novel, Cerpen, Roman
3. Karangan Semi Ilmiah (Populer)
Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Contoh Ragam Bahasa
- Ilmiah
Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Contoh Ragam Bahasa
- Ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Penulisan karya ilmiah ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus
kriminal yang merupakan fenomena sosial yang sering terjadi di masyarakat.
Mulai dari pencurian, penganiayaan, bahkan sampai pembunuhan. Kasus kriminal ini
berdampak juga terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Orang awam biasanya
mengenal pembunuhan dengan menggunakan senjata tajam, senjata tumpul atau
senjata api. Tapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, sebagian masyarakat
telah mengetahui cara lain untuk berbuat kriminal dengan lebih rapi dan tidak
mudah terungkap oleh pihak yang berwajib.
Biasanya, kasus kriminal ini menggunakan bahan-bahan kimia yang
berbahaya dan beracun. Misalnya, pembunuhan Napoleon Bonaparte yang merupakan
jenderal perang negara Prancis yang sangat terkenal dibunuh menggunakan Arsenik
yang merupakan salah satu unsur kimia. Selain itu masih banyak unsur dan
senyawa lainnya yang bersifat toksin, contohnya : kalium sianida.
Ternyata selain digunakan sebagai alat pembunuh, senyawa juga
memiliki kegunaan lain dalam bidang forensik. Salah satu senyawa yang paling
populer dan paling banyak dipakai para polisi untuk melacak suatu kasus
kriminal adalah luminol. Senyawa ini merupakan salah satu contoh dari senyawa
yang mengalami reaksi kemiluminensi yang bisa menghasilkan pancaran cahaya.
Luminol dapat mendeteksi adanya keberadaan darah pada tempat kejadian perkara
(TKP) dan benda-benda lain yang diduga juga terdapat bercak darah. Biasanya,
senyawa ini dipakai oleh tim forensik kepolisian apabila kepolisian menemui
kesulitan dalam suatu kasus karena luminol tetap bereaksi dengan darah,
walaupun bekas darah tersebut telah dihapus bersih oleh pelaku kejahatan.
1.2 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka secara umum tujuan
penulisan karya ilmiah ini adalah untuk melengkapi tugas Bahasa Indonesia.
Adapun tujuan lainnya adalah untuk mengetahui cara kerja luminol dalam proses deteksi darah.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan
tujuan penulisan yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam karya
ilmiah ini adalah:
- bagaimana cara kerja luminol,
- apa saja alat yang digunakan dalam proses deteksi darah,
- bagaimana proses kerja luminol sebagai senyawa pendeteksi darah,
1.4 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka penulis hanya meneliti tentang bagaimana proses kerja luminol sebagai
senyawa pendeteksi darah?
1.5 Hipotesa
Dari batasan masalah di atas, yang
berjudul luminol sebagai senyawa pendeteksi darah, maka dapat dirumuskan
hipotesanya adalah sebagai berikut:
1.
adanya luminol sebagai senyawa
pendeteksi darah,
2.
tidak adanya luminol sebagai senyawa
pendeteksi darah.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Luminol
Luminol diubah oleh solusi dasar ke dalam
resonansi-stabil, dianion 1 yang teroksidasi oleh hidrogen peroksida ke dalam
ion, dicarboxylate 2 disertai dengan hilangnya nitrogen molekul, N2. Ketika
molekul 2 terbentuk, itu adalah dalam keadaan (energi tinggi) bersemangat
elektronik, dan gudang "ekstra" energi dengan memancarkan foton
cahaya yang memungkinkan molekul untuk pergi ke bentuk keadaan dasar. ( Pavia, 1982: 112)1
Dari pendapat ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa luminol diubah oleh solusi dasar ke dalam resonansi-stabil.
2.1.1 Pengertian
luminol
Luminol adalah bahan kimia yang
relatif sederhana hanya mengandung karbon, nitrogen, oksigen dan hidrogen dan
merupakan putih sampai agak kuning bedak padat kristal, larut dalam air dan
pelarut organik yang paling polar. ( Pavia, 1982: 116)2
Dari pendapat ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa luminol adalah bahan kimia yang relatif sederhana hanya
mengandung gas-gas tertentu.
______________
1.Pavia D.L., Luminol (Bellingham: Western Washington University ,1982), hal. 112
2.Pavia D.L.,
Luminol (Bellingham: Western Washington University, 1982), hal. 116
2.1.2 Manfaat Luminol
Luminol digunakan sebagai alat
forensik oleh penyidik TKP untuk mencari jejak darah, bahkan jika adegan
telah dibersihkan. Karena luminol adalah senyawa chemiluminescent cahaya
dilepaskan karena reaksi kimia. ( Pavia, 1982: 123)1
Dari
pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa luminol bisa digunakan untuk
mencari jejak darah.
Luminol
digunakan oleh peneliti forensik untuk mendeteksi jumlah jejak darah tersisa di TKP. The Crime
Scene Investigator Semprotan Luminol, penyidik TKP mempersiapkan larutan
Luminol dan aktivator di tempat dan semprotan ke seluruh daerah di bawah
penyelidikan. Kehadiran besi dalam darah di daerah tersebut mengkatalisis
reaksi kimia yang menyebabkan pendaran mengungkapkan lokasi darah. ( Furtado, 2009: 19)2
Dari pendapat ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa luminol dapat digunkan jumlah jejak darah
tersisa di TKP.
2.1.3 Cara
Kerja Luminol
Dalam larutan netral, luminol adalah zwitterionic. Ketika dilarutkan dalam
larutan dasar, luminol menjadi dianionic. Dianion dapat dioksidasi untuk
membentuk peroksida struktur diketahui. Peroksida ini terurai, melepaskan gas
nitrogen dan menghasilkan ion aminophthalate yang ada dalam bersemangat negara.
_______________
1.Pavia D.L., Luminol ( Bellingham: Western Washington University,1982), hal. 120
2.Seno Furtado, Lukisan Hidup Hijau ( Surabaya:
GFP,2009), hal. 19
Solusi luminol bereaksi dengan darah untuk
menghasilkan cahaya. Solusi luminol berisi luminol dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida
bereaksi dengan besi dalam darah untuk menghasilkan oksigen. Oksigen ini
kemudian bereaksi dengan luminol, mengubah struktur molekul dan sementara
menambahkan energi. Ketika energi ditambahkan ke molekul, sering diserap oleh
elektron (partikel bermuatan kecil). Dengan menyerap energi dan menjadi
"bersemangat," memindahkan elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi.
mereka melepaskan energi sebagai cahaya tampak. ( Shakhashiri, 1983: 162)1
Dari pendapat ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa luminol bereaksi dengan darah akan menghasilkan cahaya.
2.2 Darah
Luka bisa
menyebabkan kehilangan darah yang. Trombosit menyebabkan darah membeku, menutup
luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat dengan segera untuk mencegah
terjadinya kekurangan darah. Pendarahan hebat, baik karena kecelakaan atau
bukan (seperti pada operasi), dan juga penyakit darah seperti anemia dan thalassemia memerlukan transfusi darah.
Beberapa negara mempunyai bank darah untuk memenuhi permintaan untuk transfusi darah. Penerima darah
perlu mempunyai jenis darah yang sama dengan penyumbang. Darah juga merupakan salah satu
vektor dalam penularan penyakit. ( Harr, 2002: 64)2
_______________
1. Shakhashiri, Kimia
Demonstrasi, ( Surabaya: Viva Pakarindo, 1983), hal. 156
2. Robert Harr, Resensi Ilmu Laboratorium
Klinis ( Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2002), hal. 64.
Dari pendapat
ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pendarahan hebat memerlukan transfusi
darah, dan penerima darah harus mempunyai jenis darah yang sama dengan
penyumbang darah.
2.2.1 Pengertian
darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup ( kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo-
atau hemato- yang berasal dari bahasa
Yunani haima yang berarti darah.
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi
sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk
menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan
kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. ( Harr, 2002: 66)1
Dari pendapat
ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa darah sangat dibutuhkan bagi manusia
karena berfungsi untuk menunjang kehidupan.
2.2.2
Golongan
Darah
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, yaitu:
1. individu dengan golongan darah A
memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif,
_______________
1. Robert Harr, Resensi Ilmu
Laboratorium Klinis ( Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2002), hal.
66.
- individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif,
- individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif,
- individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif. ( Hartanto, 2005: 98)1
Dari
pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa golongan darah ada empat yaitu
golongan darah A, golongan darah B, golongan darah AB, dan golongan darah O.
_______________
1. Huriawati Hartanto, Kamus Ringkas Kedokteran ( Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005), hal. 98.
2.2.3
Fungsi
Darah
Fungsi darah bagi tubuh manusia antara lain sebagai berikut:
1.
alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh,
2. alat pengangkut oksigen dan
menyebarkannya ke seluruh tubuh,
3. alat pengangkut sari makanan
dan menyebarkannya ke seluruh tubuh,
4. alat pengangkut hasil
oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi,
5. alat pengangkut getah hormon
dari kelenjar buntu,
6. menjaga suhu tubuh,
7. mencegah infeksi dengan sel
darah putih, antibodi dan sel darah beku,
8.
mengatur keseimbangan asam basa tubuh. ( Hartanto, 2005: 112)1
Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa darah berfungsi sebagai alat transportasi berbagai zat ke seluruh tubuh.
2.2.4
Kandungan Plasma
Darah
Darah
cair atau plasma darah adalah cairan darah berbentuk butiran-butiran darah. Di
dalamnya terkandung benang-benang fibrin/ fibrinogen yang berguna untuk menutup
luka yang terbuka. Kandungan
plasma darah antara lain sebagai berikut:
1.
gas oksigen, nitrogen, dan karbondioksida,
2.
protein seperti fibrinogen, albumin
dan globulin,
3.
enzim,
4.
antibodi,
5.
hormon,
_______________
1. Huriawati Hartanto, Kamus Ringkas Kedokteran ( Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005), hal. 112.
6.
urea,
7.
asam urat,
8.
sari makanan dan mineral. ( Hartanto,
2005: 120)1
Dari pendapat ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa plasma darah mengandung banyak gas dan zat-zat yang berguna
oleh tubuh.
2.2.5
Komposisi
Darah
Darah terdiri daripada beberapa jenis
korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam
nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara
40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk
medium cairan darah yang disebut plasma
darah. Serum darah atau plasma darah
terdiri atas:
1.
air sekitar 91%,
- protein sekitar 8,0% ( albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen),
- mineral sekitar 0,9% ( natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi, dll),
- garam. ( Hartanto, 2005: 108)2
Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa darah mengandung air, protein, mineral, dan garam.
________________
1.
Huriawati Hartanto, Kamus Ringkas
Kedokteran ( Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005), hal. 120.
2. Huriawati Hartanto, Kamus Ringkas Kedokteran ( Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005), hal. 108.
2.3
Luminol sebagai Senyawa Pendeteksi Darah
Komposisi darah terdiri dari cairan plasma dan serum dengan komponen padat
terdiri dari sel darah merah ( eritrosit), sel darh putih ( leukosit) dan
platelet ( trombosit). Tes sangkaan yang paling utama pada darah difokuskan
pada deteksi adanya molekul hemoglobin, yang mana ditemukan pada sel darah
merah dan digunakan untuk mentransport oksigen dan karbondioksida. Tes
imunokromatografi yang sederhana untuk mengidentifikasi sel darah manusia telah
dilakukan oleh Abacus Diagnostics sebagai kartu ABA-Hematrace-Kit. Tes ini
memiliki batas ketelitian sekitar 0,07 ug Hb/ml, yang secara khusus untuk darah
manusia, primate kelas tinggi dan darah mencit.
Luminol adalah salah satu tes sangkaan lainnya untuk
mengidentifikasi darah dan telah dipopulerkan diserial TV CSI : Crime Scene
Investigation. Regen Luminol dibuat dengan mencampurkan 0,1 g 3
amino-phtalhydrazide dengan 5,0 g sodium carbonat dalam 100ml aquadest. Sebelum
digunakan ditambahkan 0,7 g sodium perborat pada campuran. Area yang luas dapat
secara cepat dievaluasi akan adanya darah dengan menyemprotkan regen luminal ke
item bukti penyelidikan. Objek yang telah disemprot lalu ditempatkan ke daerah
yang gelap sehingga luminasi dapat terlihat dengan jelas dan mudah. Luminol dapat digunakan untuk mencari jejak darah
setelah diencerkan 10 juta kali. Penggunaan luminal telah menunjukkan bahwa
luminal ini tidak menghambat maupun mempengaruhi tes DNA. Demonstrasi bahwa tes
sangkaan ini tidak mempengaruhi subkuensis tes DNA adalah sangat penting
dalam membuat keputusan tentang bagaimana bukti-bukti biologis diproses dalam
laboratorium forensic. ( Pavia, 1982: 157)1
_______________
1. Pavia D.L., Luminol ( Bellingham: Western Washington
University,1982), hal. 157
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Populasi dan
Sampel
Menurut ilmu biologi, populasi adalah kumpulan
dari beberapa individu. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
populasi adalah objek kajian secara umum. Jadi, populasi adalah objek kajian
secara umum yang dapat diteliti.
Sampel adalah sesuatu yang digunakan untuk
menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, sampel adalah objek kajian secara khusus.
a.
Populasi
Berdasarkan penjelasan tentang populasi di
atas, maka pada karya ilmiah ini terdapat dua variabel, yaitu luminol dan
lantai. Populasi dari luminol adalah luminol dan populasi dari lantai ialah
lantai berkas darah.
b.
Sampel
Penulis mengambil sampel variabel A adalah
luminol 2 g. Sampel untuk variabel B adalah urine manusia 30 g.
3.2
Teknik
Pengumpulan Data
Untuk mengetahui pengaruh luminol sebagai
senyawa pendeteksi darah, dapat dilakukan dengan cara eksperimen. Alat-alat dan
bahan yang harus disiapkan untuk melakukan langkah-langkah eksperimen adalah
sebagai berikut:
Alat:
1.
lantai,
2.
tabung
tes,
3.
steril
alkohol pad.
Bahan:
1.
luminol 2 g,
2.
potassium ferrislanida,
3.
potassium hydroksida 15 g,
4.
air 250 ml,
5.
3% hidrogen peroksida dalam air.
Dari
data pada variabel A, dan variabel B, maka data untuk menjawab hipotesa adalah
dengan langkah-langkah kerja sebagai berikut:
1. sediakan larutan luminol dengan cara
mencampurkan 2 g luminol ditambah 15 g potassium peroksida dan 250 ml air,
2. campurkan 10 ml luminol dan 10 ml larutan
peroksida dalam sebuah tabung tes atau cangkir,
3. masukkan darah dalam alkohol pad, kemudian
teteskan larutan luminol, amati nyalanya,
4. untuk mengganti tetesan darah dapat digunakan
potassium ferrisianida untuk mengaktifkan nyala.
3.3
Teknik Pengolahan
Data
Gambar 1.
|
Gambar 2.
|
Keterangan:
Gambar
1
Pada gambar 1, darah pada lantai megeluarkan
cahaya biru karena diberi tetesan luminol pada darah tersebut.
Gambar
2
Pada gambar 2, darah pada lantai tidak
mengeluarkan cahaya karena diberi tetesan urine pada darah tersebut.
3.4
Hasil Penelitian
Setelah satu jam pengamatan, didapat hasil
sebagai berikut:
a.
lantai
I: darah pada lantai mengeluarkan cahaya biru,
b.
lantai
II: darah pada lantai tidak mengeluarkan cahaya biru.
Jadi, lantai yang telah ditetesi darah
pada lantai I larutannya menyala. Hal ini disebabkan karena zat besi di
hemoglobin yang ditemukan di darah akan mengkatalis reaksi oksidasi dimana
luminol mendapat oksigen atom ketika melepaskan nitrogen dan higrogen. Nyala
biru adalah sebuah emisi energi yang dilepaskan saat elektrion kembali ke ground
state. Oleh karena itu, larutan pada lantai 1 dapat menyala. Sementara pada
lantai 2 tidak dapat menyala.
Kesimpulannya adalah solusi luminol
bereaksi dengan darah untuk menghasilkan cahaya. Solusi luminol berisi luminol
dan hidrogen peroksida. Hidrogen
peroksida bereaksi dengan besi dalam darah untuk menghasilkan oksigen. Oksigen
ini kemudian bereaksi dengan luminol, mengubah struktur molekul dan sementara
menambahkan energi. Ketika energi ditambahkan ke molekul, sering diserap oleh
elektron (partikel bermuatan kecil). Dengan menyerap energi dan memindahkan
elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi. Kemudian, ketika elektron kembali
ke alam mereka, mereka melepaskan energi sebagai cahaya tampak. Dalam
penelitian ini solusi darah palsu yang digunakan bergantung.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada BAB I
dapat disimpulkan bahwa penulisan karya ilmiah ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus kriminal
yang merupakan fenomena sosial yang sering terjadi di masyarakat. Mulai dari
pencurian, penganiayaan, bahkan sampai pembunuhan. Adapun ujuan penulisan karya
ilmiah ini adalah untuk mengetahui cara kerja
luminol proses deteksi darah. Oleh karena itu penulis hanya meneliti
tentang bagaimanakah proses kerja luminol sebagai senyawa pendeteksi darah? Berdasarkan
observasi langsung maka hipotesa dapat terjawab yaitu adanya luminol sebagai
senyawa pendeteksi darah.
Berdasarkan penjelasan pada BAB II
dapat disimpulkan bahwa luminol adalah
salah satu tes sangkaan untuk mengidentifikasi darah.
Berdasarkan penjelasan pada BAB III dapat disimpulkan
yaitu solusi luminol bereaksi dengan darah untuk menghasilkan cahaya. Solusi
luminol berisi luminol dan hidrogen peroksida.
Hidrogen peroksida bereaksi dengan besi dalam darah untuk menghasilkan
oksigen. Oksigen ini kemudian bereaksi dengan luminol, mengubah struktur
molekul dan sementara menambahkan energi. Ketika energi ditambahkan ke molekul,
sering diserap oleh elektron (partikel bermuatan kecil). Dengan menyerap energi
dan memindahkan elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi. Kemudian, ketika
elektron kembali ke alam mereka, mereka melepaskan energi sebagai cahaya
tampak. Dalam penelitian ini solusi darah palsu yang digunakan bergantung.
4.2
Saran
Dari penelitian yang sudah dilakukan,
dibuktikan bahwa cacing dapat menyuburkan tanah. Hal ini sangat bermanfaat bagi
para petani. Petani tidak perlu bersusah payah untuk mencari lahan yang subur
untuk ditanami tumbuhan. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar memanfaatkan
lahan yang ada, dengan cara pemupukan, dan penggemburan tanah secara alami,
tanah yang tidak syburpun bisa dijadikan lahan yang subur. Pemanfaatan cacing
akan lebih menghemat biaya jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Furtado,
Seno. 2009. Lukisan Hidup Hijau.
Surabaya: GFP.
Harr,
Robert. 2002. Resensi Ilmu Laboratorium
Klinis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hartanto,
Huriawati. 2005. Kamus Ringkas
Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pavia.
1982. Luminol. Bellingham: Western
Washington University.
Shakhashiri.
1983. Kimia Demonstrasi. Surabaya:
Viva Pakarindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar